Sabtu, 04 Januari 2014

Kerinduan Seorang Anak Di Balik Fly Over

Pandanglah dan lihatlah.sesosok pemuda yang belum cukup umur bisa tertawa dan tersenyum bersama sama dengan riang,diatas bangunan besar dengan suara bising yang sering aku dengar saat melintasi sisi rumah mereka untuk berjalan sebagai pengguna bersama,sampai akhirnya aku mulai terasa bosan dan takut untuk terus berjalan melewati tepi jalan..

Sejak tahun ke tahun fly over selalu dipenuhi dengan para sekelompok manusia yang berkumpul dan tidur dengan nyaman di bawah jalan bangunan besar sisi jalan,dimana setiap hari selalu terlihat mereka yang selalu bersama..
Saat ini,tempat itu membuatku bisa bertahan hidup.Aku bukanlah seorang anak yang sedemikian selalu hidup enak seperti mereka disana yang memiliki keluarga.Aku hanyalah seorang bocah yang menjalani hidupku dengan alat sederhana untuk mendapatkan uang,agar dapat bertahan hidup.

Aku berdoa keluargaku yang hilang itu dapat utuh kembali di pelukanku..
Entah bagaimana aku bisa berada disini dan terpisah?ceritanya sangat sulit untuk aku bayangkan kembali.pada saat itu aku hanya melihat orang orang berlarian dan terdengar suara suara teriakkan yang penuh ironis menakutkan di sepanjang jalan saat aku mencari saudara saudaraku yang sudah tidak terlihat disampingku,lalu aku hanya seorang diri menunggu dan menunggu keluargaku datang dengan penuh harapan yang tinggi.
 
Sebenarnya tak ada bahagia bahagianya hidup seperti aku.karena aku hidup penuh dengan cerita yang keras,saat ku bernapas bercampur dengan debu,tubuhku yang penuh dengan limbah polusi yang selalu menempel di badanku.caraku bercengkerama saat ini benar benar tak seperti dahulu dan sudah berbeda.Aku hanya bisa bernyanyi dengan mereka di jalan dan bermain di bawah tempat yang sangat mengerikan bagi orang orang yang hidup berkecukupan.bagi aku dan teman teman baruku saat ini,di tempat inilah aku hidup dan tidur bersama dalam kerasnya cinta.

Mungkin aku sama seperti mereka.terus akan terbiasa hidup seperti ini sampai tua dan tak akan menemukan kembali sepenuh keluargaku yang hilang dan aku tunggu sekian lama nanti.

“hey nak,siapakah yang hendak kamu tunggu tunggu?”

“kamu tau siapakah yang aku tunggu.”setelah menghela nafas aku ungkap jawabanku dihadapannya.

“keluargamu?bukankah mereka telah tiada dan sudah hidup berbeda dengan kamu saat ini?”

“benar ka.tapi aku masih belum yakin mereka semua telah meninggalkanku selamanya”

“pasti mereka tersenyum melihat kamu yang kuat seperti saat ini dan bisa bertahan saat mereka tinggalkanmu”

Pada siang itu di bawah fly over,cuaca yang terang sekejab menjadi gelap.debu debu jalan yang selalu gersang menempel di wajahku hilang terbawa air hujan yang membasahi jalan,sementara kami berlarian mencari tempat bersembunyi dari kejaran air yang barjatuhan di tengah tengah lampu merah.

Tentu saja kami selalu takut,karena keriangan yang kami lakukan untuk bersama sama di jalan raya hancur dengan waktu hujan datang,seperti saat masa lalu itu yang menghantui aku berpisah dengan keluargaku.

“apakah ada harapan yang ingin kau sampaikan,dwi?”

“banyak..bahkan tak bisa aku sebutkan satu persatu terhadapmu saat ini”

“mereka disana dan tak tahu entah dimana kamu harus mencari saudara saudaramu yang hilang di sampingmu”

“tapi mereka masih ada dan belum hilang sampai saat ini,aku yakin.karena mereka...”

“melihatmu.benar,dan begitu juga dengan kamu yang selalu merasakan kehadiran mereka itu ada selalu disampingmu yang setia bersamamu”perempuan itu berbicara sambil mengusap usap pundakku sepaeri ibuku yang selalu menghiburku saat sedih saat itu.
“sampai kita terus bertahan seperti ini dan bertambah dewasa,suatu saat nanti akan berlarian hilang dipindahkan ke dalam asrama.

“aku selalu berdoa,kelak suatu saat nanti mereka akan datang mencariku dan membawaku pulang seperti masa masa indah yang penuh cinta seperti kita saat ini yang berjuang penuh kebarsamaan dan berlindung di bawah bangunan mengerikan saat ini”

“tak usah terus berkecil hati dan hilang semangatmu nak,kita masih bisa berusaha dan tetap membuat senyum baru untuk mereka”

Sambil menundukkan kepala dan berdiam diri aku tak bisa banyak berucap karena perhatian perempuan itu. “maaf aku bertanya,kamu sendiri kenapa seperti ini dan masih disini?sedangkan kamu juga sama seperti aku yang kehilangan orang orang yang kamu sayangi sejak kecil waktu itu.”

“mungkin ini takdir,Dwi.kasih dengan sesosok keluarga akan panjang sampai masa terus berjalan”

“aku paham dengan maksud yang kau katakan”

“begitu cerita yang kau ucapkan padaku saat ini,begitu pula kerinduan yang aku rasakan dengan keluarga kecilku saat itu yang hilang tak pernah aku duga duga sampai aku hidup seperti ini”

“maafkan aku,bukan maksudku menyalitimu karena ceritaku saat ini”

“iya ,tak mengapalah dwi.aku paham”

****
Saat malam datang bersama dengan hujan yang besar.aku melihat sekelompok keluarga kecil yang berkumpumpul bersama dengan keluarganya di tempat ku berlindung dari kucuran air hujan dilangit.Aku sampaikan kepadamu,tak ada usaha apapun yang aku lakukan saat itu.aku hanya duduk diam dan mengingat saat kita sekeluarga saat itu berkumpul di ruang tamu bersama sama.aku hanya mengingat masa masa kita yang panjang terus menghantui kesunyianku dan memberikan luka sampai akupun menangis,tang sanggup menahan air mata saat itu.

Sampai tubuhku dingin dan kulitku mengkerut.aku merasakan saperti ada sesosok ibu yang hadir memberikan cahaya kengahatannya untukku.akupun terkejut dan membuka mataku dengan senyum,tak seperti kenyataan aku bisa merasakan hal seperti itu.tubuhkan yang semangat dan kuat seperti hidup kembali dengan cerita baru.

“ibu..apakah benar itu dirimu?” aku mendekati cahaya itu dengan perlahan

Terlihat sebuah senyuman yang membalas sapaannku.akupun terkejut dan kaget saat itu,secara perlahan aku mendekati cahaya itu dengan penuh kegembiraan yang tak bisa aku ceritakan karena kerinduanku yang sudah lama tak melihat sosok seorang ibu.

“buu,masih ingatkan ibu dengan aku.kemana saja ibu selama ini,ibu hilang disaat aku membutuhkan ibu.aku butuh ibu,aku kangen ibu dan saudara saudaraku bu”tanpa aku sadari air mataku berjatuhan seperti hujan yang saat ini datang,melengkapi kesunyianku dengan kesedihanku yang sudah tak bisa lagi aku bendung.

Namun itu hanya khayalanku yang selalu berkeinginan untuk bertemu ibu,karena sudah dalam rinduku saat ini,akupun tidak sadar bahwa perempuan yang aku peluk malam itu hanyalah orang lain yang mereka angap aku seperti anaknya.

“dwi,ada apa kamu ini nak?kenapa muka kamu habis menangis”

“ibu..tadi aku melihat ibu disini dan ibu tersenyum kembali kepadaku”

“tak ada ibumu nak disini,hanya kami yang ada disini dan orang orang yang seperti biasa kamu lihat dibawah sini”

“maafkan aku bu,aku tidak bermaksud mengganngumu dan anak anakmu”

“tidak apa apa nak,kami mengerti perasaanmu saat ini”

“aku hanya rindu ibu dan saudara saudaraku.”

“apa yang kau rasakan nak.”

“tanpa aku sadari aku tadi seperti melihat ibu dibalik cahaya itu.ibu tersenyum kepadaku dan seakan akan ingin memelukku.”

Ibu itu menghampiri aku dan merangkul aku dengan kasih sayangnya. “sabar nak,kamu hanya rindu dengan ibumu,seolah ibu hadir kembali disampingmu”

Tanpa aku sadari,kepalaku sudah berada diatas pangkuan seorang ibu yng mencoba menghiburku malam itu.aku memegang erat kedua tangan ibu itu karena takut dan takut yang ada di fikiranku.
“maaf bu,tak seharusnya aku seperti ini,memelukmu dan memegang erat kedua tanganmu di depan anak anakmu dan keluargamu”

“tak apa apa nak,anggap saja aku seperti ibumu dan anak anak ibu ini saudara saudaramu”

Akupun menoleh kearah anak anak ibu itu dan mereka tersenyum,lalu menghampiri aku dengan memeluk aku.

Malam itu.aku dan keluarga ibu itu hidup bersama seperti keluarga saat aku kecil masih bersama di pangkuan ibuku yang melahirkan aku sampai aku bisa bertahan seperti ini.

Aku membuka mata dan memberikan senyum,ketika aku sadar dan harus ikhlas melepaskan orang orang yang selama hidupku selalu ada di hatiku,bayangnku.Aku sadar tiada satu manusiapun yang akan hidup abadi dan selama lamanya,kelak suatu saat nanti akupun akan bertemu kembali dengan mereka saat tuhan kan memanggilku untuk berpisah dengan dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar