Harus kumulai dari mana lagi
untuk ungkapkan cinta
untukmu
pujangga pun angkat tangan
sudah
tinggalkan penanya
di kertas putihku
langit pun tersungging
saja
melukis cinta di matanya
andai pelangi turun di
sini
kujadikan pita perekat
hatiku
ada cinta untukmu dariku
tentang perasaanku
mungkin tak seindah syair
tak seharum mawar
yang datang dengan apa
adanya
namun jadi diraja merajai
waktu
Hingga batinku yang biasa
biasa saja bergejolak
Menggebu gebu seperti
ombak menyisir ke pinggir pantai
Kau permadani dalam
ingatan beserta khayalku
Menepi menusuk sampai di
ujung hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar