Sabtu, 15 Februari 2014

Menjerit Lagi . .



Ibu pertiwi kembali menangis.
Duka dan lirih para pengungsi.
Gunung-gunung bersedih memberikan erupsi.
Awan panas... debu vulkanik... terdengar seiringnya rintihan suara manusiawi.
Tragedi alam, jeritan suara bumi.

Oh Tuhan... cobaan apalagi.
Kami berlari lari di atas bumi.
Oh Tuhan... ampuni dosa kami.
Sebelum waktu berhenti bersama nadi.


Ribuan kaki berlomba lomba mengungsi.
Kami berlari mencari tempat bersembunyi.
Sepasang mata ini, kami teteskan air ilahi.


Menjerit jerit... gunung di sekitarku.
Dari Sinabung sampai kini Kelud di kediri.
Entah harus bagaimana lagi, kami pasrah akan takdirmu.
Hanya doa dan tangisan yang kami sampaikan lewat hati.

Kau yang maha Esa.
Pemilik alam semesta.
Kau memang luar biasa.
Pemilik alam jagad raya.
Ke Agungan-MU tak pernah bisa kami duga.
Sampai larva yang panas hujani bumi dimana mana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar