26 Agustus (Sepanjang Kenangan Kita)

Waktu yang singkat kembali memisahkan kebersamaan kita semua. Tentunya kita semua tidak menginginkan hal itu terlalu sering terjadi pada diri kita. Entah itu kebersamaan kita dengan paasangan kita, keluarga dan bahkan sahabat-sahabat yang sudah sekian lama mengenal kita atau pun baru kita kenal.

Pasti punya cerita yang indah untuk kita kenang, maka dari itu saya ingin menyimpan kenangan itu di blog ini. Kenangan kebersamaan yang singkat karena waktu yang kurang dari 12 jam kita tertawa bersama. Sebelum kenangan itu bercampur dengan kenangan yang lainnya di dalam memori ingatan saya, maka dari itu saya catat dan simpan kebersamaan pada tanggal 26 Agustus 2014.

Pada awalnya kita sudah merencanakan acara buka puasa bersama yang sudah fix bertempat di sebuah tempat bernama Lets Eat, Jakarta Selatan. Udah ramai benar sih dari siang di group chat Whatsapp kita, yaitu “KKC”. Satu kelompok group yang di dalamnya anak-anak paling jahil dan konyol kalau lagi bertemu. Terutama yang bernama Ilham (Pecok si Coki) selaku kepala adminnya.

Ada kejadian duka sesaat sebelum pertemuan kita, saat itu keadaan masih sore dan langit pun belum menyimpan cahaya terangnya untuk malam. Hujan turun. Beberapa di antara kami sudah mulai berbicara di chat group, saling kasih info hujan besar dan kalau pun sampai nanti waktu berbuka udah waktunya, kita buka di tempat masing-masing saja, setelah kemungkinan hujannya sudah mulai reda kita kumpul. Oke skip- karena saya lagi di jalan meneduh dan handphone pun mati-jadi nggak tahu kelanjutan sementara.

Agak lama, kira-kira tiga puluh menit kemudian kita kumpul. Berpindah tempat dari Lets Eat yang katanya ramai, sahabat-sahabat saya yang mau parkir kendaraannya di oper alih ke luar-pindah di tempat lain-parkiran penuh dan meja di sana sudah full dengan orang-orang. Kemudian, saya mendapatkan kabar mereka pindah tempat di Griya Kulo Restaurant. Malam itu keadaan masih hujan, sebagian di antara kita sudah datang, seperti Ilham, Mahfus, Midun, Rina, Anggun, Miftah dan Syifa. Sementara saya masih di jalan, hujan-hujanan dengan mantel yang al hasil cukup melindungi tubuh dari hujan, terkecuali sepatu yang basah. –skip sajalah, enggak penting.

Kami semua kumpul, hampir lengkap. Setelah saya datang lalu menyusul Sendy dan Ibenk, walau kita masih menunggu Yenni yang akhirnya nggak datang karena cuaca tidak mendukung. Kami duduk di ruangan atas restaurant lanta dua, keadaannya lumayan oke dan bersih. Lukisan-lukisan yang menempel di dinding juga menghiasi ruangan, tataan meja pesta dan ditambah lagi hiasan ukiran kayu ada.

Kebersamaan, kami semua datang dari balik hujan yang tidak menggenarkan semangat untuk terus datang. Pengorbanan yang keluar juga sudah mulai tampak, dari hujan semua rata kehujanan, dingin kedinginan dan yang lebih seru lagi tertawa dengan kebersamaan yang memperhangat suasana kita. Benar, setiap langkah yang berawal dari kesulitan itu akan kita rasakan hasil yang memuaskan untuk kita. Meski hujan dan jalanan yang digenangi air menghadang niat pertemuan kita, itu bukan masalah untuk membagi kehangatan di dalam suasana. Tentunya hal ini juga pernah dan bahkan kalian sering rasakan, “Berakit-rakit ke hulu berengan-renang kemudian.”

Semua belum berakhir, langkah kaki kami masih terus menyusuri malam. Keadaan di luar resto juga sudah jauh dari kata hujan, hujan dan hujan. Kami semua mulai meninggalkan tempat, genangan-genangan air di jalan terlihat, seperti kebersamaan kami semua yang tersimpan dalam lubang dengan cerita pengorbanan yang luar biasa untuk kembali berkumpul bersama.

Satu di antara kami pulang, Syifa absen meninggalkan rombongan dalam mobil sementara Rina izin cuti sebentar untuk pulang *skip*. Sepanjang perjalanan kami terpisah sejenak, karena di antara kami menggunakan sepeda motor. Tepat di rumah Ibenk, saya dan Midun sampai duluan. Kami sama-sama melepaskan sepatu- kaki yang sudah berteriak karena basah. Nah, di rumah Ibenk ini ada sedikit kejadian ngakak. Saat itu Mahfus pinjam kunci motor untuk jemput Rina ke rumah, dengan sigap dan cepat ia pergi ke parkiran dan sudah menurunkan barang-barang di atas motor-setelah akhirnya itu salah motor-kunci motor gigi, tapi Mahfus ingin menggunakan motor matic yang akhirnya di tertawakan kami semua.

Keadaan kembali hangat, kami semua bercerita sambil berbagi pengetahuan. Sulit dipertemukan, namun hangat saat pertemuan. Keindahan yang jarang kita rasakan, saat semua teman-teman kita sudah mulai sibuk dengan waktu, pekerjaan dan kegiatan lainnya yang tak bisa lagi bertemu dengan mudah. Seperti halnya saat masa-masa kita sekolah, kita bertemu kemudian bermain bareng.

Indahnya, hangatnya, serunya, konyolnya dan gimana rasanya kita ketahui sendiri saat kebersamaan seperti itu ada pada kehidupan. Seperti biasa, waktu sudah sedikit larut dan wanita yang tadinya hadir sudah kembali pulang ke rumah. Kami masih ada enam orang, yaitu cowo semua. Lanjut ke sesi jalan-jalan malam, kami para BTN. Tujuan pertama masih abu-abu, sebelum akhirnya kami sampai di suatu tempat yang alamnya luas, yaitu Pantai Ancol.

Waktu masih panjang untuk sahur bersama, kami semua duduk santai sejenak di atas jembatan cinta, memainkan musik dari petikan jemari Midun sampai pukul setengah empat pagi kita sahur dan kemudian kita pulang saat jam sudah menunjukkan setengah enam pagi.

Demikian cerita singkat dari kenangan yang berawal berat karena hujan. Kebersamaan yang tak akan ada nilainya, pengorbanan yang hadir karena ketulusan setiap manusianya.

Mungkin ini waktu yang singkat untuk kami semua, tapi akan menjadi waktu yang panjang bersama kenangan kita semua. Sedikit orang yang terlihat bukan alasan menjadikan kenangan itu indah di kemudian waktu yang akan datang.

Kebahagian itu hadir karena ketulusan, niat baik kita yang ingin membuat keadaan menjadi nyaman indah benar-benar memberikan hasil yang tak akan pernah kita lupakan. Uang bisa hilang karena waktu, saat kita mempergunakannya di dalam pecahan yang bulat dan besar, lama kemudian uang itu akan habis dan hanya menyisakan kotoran di dalam perut kita. Berbeda halnya dengan kenangan, saat waktu pertemuan yang begitu singkat,  namun setiap ingatan kita untuk sebuah kenangan akan selalu hadir dan bisa membuat senyum tersendiri untuk diri kita. Ketika waktu terus berputar, kalender di rumah berganti menjadi tahun, tapi yang namanya kenangan masih bisa kita jumpai untuk diceritakan kepada keturuanan kita.

Masa lalu yang indah itu tercipta setelah pengorbanan yang sebelumnya kita dapatkan, saat kita pernah kecewa dan kemudian kita mendapatkan kenangan yang menjadi pengalaman berharga dalam diri kita.

Ayo ceritakan pengalaman kalian, setiap kesedihan, kecewa dan kebahagian bersama-sama. Pengalaman adalah kenangan.