Kamis, 24 Juli 2014

Review Cinta "Baca Cinta Dengan Titik"




Kenangan adalah benda yang diam (jika ia bisa disebut benda). Tidak bergerak dan menetap seperti guci di sudut rumah yang tidak berpenghuni. Bisu dan bahkan angker. Ia menentang hukum waktu yang selalu bergerak. Ia tidak berubah bentuk. Ia terbingkai dan bingkainya ikut abadi selamanya. Ia tidak bisa dihapus dan bisa dikaitkan dengan  permanen. Melekat seperti roh pada jasad dan jasad pada roh. Tidak seperti kehidupan, ia tidak menginginkan perubahan. Ia tidak bisa berubah. Ia tidak bisa diapa-apakan selain diterima sebagai bagian dari sejarah dan riwayat seseorang.


Pepatah lama mengatakan jika pintu yang satu ditutup, pintu yang lain akan dibukakan. Entahlah apa Nessa ingin percaya pada pepatah tersebut atau tidak. Karena ada saat ketika pintu yang ia inginkan telah tertutup, tetapi pintu yang lain tidak kunjung juga dibukakan. Meski ia telah menghabiskan seluruh waktunya untuk menunggu pintu itu. Meski ia telah mengerahkan seluruh tenaganya untuk mencari pintu itu. Sehingga ia sampai pada suatu kesimpulan sederhana bahwa, pintu yang lain mungkin tidak akan pernah ia temukan, karena pintu itu adalah pintu yang sama dengan yang lama tertutup dan tidak lagi terbuka – pintu hatinya sendiri. Ia sempat membuka hatinya untuk seseorang, sebelum akhirnya ia mengusir orang itu keluar dari hatinya untuk sebuah alasan. Ketakutan.

Sejak kejadian demi kejadian yang tidak mengenakkan berlangsung di dalam hubungan ayah dan ibunya, Nessa tidak bisa lagi melihat cinta dari seorang laki-laki yang murni tanpa melukai. Seakan-akan setiap kali hatinya coba disentuh, ia refleks menolak dan menutup diri seperti kuncup bunga putri malu. Mencegah apa pun untuk masuk. Kau tahu apa yang lebih menyakitkan daripada sebuah kehilangan? Menyangka bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi, tetapi akhirnya tiba-tiba saja itu terjadi padamu. Tanpa pertanda, tanpa peringatan. Tanpa sebuah aba-aba dan petunjuk bahwa sesaat lagi kau akan ditinggalkan. Oleh orang yang kau cintai. Oleh orang yang kau (kira) juga mencintaimu. Selama bertahun-tahun menumbuhkan perasaan cinta kepadamu, bahkan mengajarimu cara mencintai seseorang dengan baik dan menjaga cinta itu. Ditinggalkan oleh orang yang mengajarimu agar terus bertahan dengan cinta yang kau miliki dan tak akan pernah meninggalkannya walau bagaimana pun keadaannya.

Sebuah peristiwa besar yang mengguncang hidup seseorang bisa sekaligus menggoyahkan prinsip atau cara pandang terhadap sesuatu yang sebelumnya ia pegang dengan kuat. Cara berpikirnya bisa berubah. Apa yang tadinya sudah jelas, tiba-tiba menjadi kabur. Apa yang tadinya tidak perlu dipertanyakan lagi, tiba-tiba menjadi sesuatu yang sangat perlu dipertanyakan. Nessa paham betul perasaan itu karena mengalaminya sendiri. Setelah ibunya pergi meninggalkan dirinya dan ayahnya untuk lelaki lain, definisi cinta menjadi sebuah pertanyaan besar bagi Nessa. Dia tidak mengerti, apakah cinta yang sudah dimiliki oleh orang lain, masih boleh kita cintai? Apakah cinta yang menjadi milik orang lain, boleh kita ambil? Apakah cinta yang kita berikan kepada seseorang, yang sudah dicintai oleh orang lain, masih bisa disebut cinta?

Bukankah itu cinta yang salah? Jika itu yang disebut orang-orang sebagai cinta yang salah, lalu bagaimanakah cinta yang benar itu? Apa artinya mencintai orang lain yang katanya mencintaimu, tetapi juga mencintai orang yang lain lagi?

Bagaimana kita bisa berharap mendapatkan yang lebih baik, jika kita telah mendapatkan yang terbaik?

Belajar dari pengalaman pahit kehidupan antara ayah dan ibunya, Nessa sangat berhati-hati dalam hidup, termasuk urusan hati. Saking menutup hatinya rapat-rapat, ayahnya berniat menjodohkannya dengan seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya. Endru,namanya. “Yang pas itu kayak gimana, tho? Yang kayak pom bensin, pasti pas?”

“Kalau sudah cocok dan kamu suka dengan orangnya, untuk apamenunggu lebih lama lagi. Lebih cepat, kan, lebih baik. Bukan begitu?”

“Kalau aku menunggu terus sampai ada yang benar-benar pas, aku tidak akan pernah menikah. Kamu yang membuat pasaanganmu menjadi pas denganmu, bukan hanya menunggu.”

Kalimat-kalimat yang berhasil saya tangkap di dalam cerita Cinta. Pastinya nanti kalian temukan sendiri di buku Cinta yang sudah ada di tangan dan siap dibaca.hehe

Setiap orang memiliki sisi yang tidak pernah ia perlihatkan. Ada yang berkata bahwa manusia itu sesungguhnya seperti kristal, memiliki banyak fragmen yang tidak sekaligus bisa dilihat dalam satu waktu. Dan saat ini, Nessa sudah melihat fragmen baru dalam diri Endru.

Secara fisik dan materi, Endru memang sosok yang sempurna. Tapi dia bukan tipe Nessa. Dia malah terpikat oleh Demas yang mampu meluluhkan lantakkan hatinya. Tapi
cinta tidak semudah itu. Demas ternyata milik orang lain, bahkan sudah bertunangan. Manakah yang akan dipilih Nessa? “Jangan merebut kebahagiaan orang lain, Nak. Carilah kebahagiaanmu sendiri. (hlm. 240)


Awalnya, saya pun meleleh seperti Nessa melihat Demas, tapi pas cerita bergulir rasanya pengen kepruk Demas ini. Masak iya meninggalkan tunangannya, Ivon yang baik-baik saja dengan mudahnya berpaling ke perempuan lain, yaitu Nessa. Lewat novel ini, kita bisa melihat cinta segitiga tidak hanya dari segi dua insan manusia yang sedang memadu kasih, tapi juga dari pihak ketiga. Entah mengapa orang yang tepat selalu datang pada waktu yang tidak tepat. Terkadang pihak ketiga yang kita anggap salah dengan cepat dan kita nilai negatif, dalam cerita ini sedikit memberikan pertanyaan kepada saya dan orang ketiga itu tidak selamanya selalu salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar