Kenangan adalah benda yang diam (jika ia bisa disebut benda). Tidak bergerak dan
menetap seperti guci di sudut rumah
yang tidak berpenghuni. Bisu dan bahkan angker. Ia menentang hukum waktu yang selalu bergerak. Ia tidak
berubah bentuk. Ia terbingkai dan bingkainya
ikut abadi selamanya. Ia tidak bisa dihapus dan bisa dikaitkan dengan permanen.
Melekat seperti roh pada jasad dan jasad
pada roh. Tidak seperti kehidupan, ia tidak menginginkan perubahan. Ia tidak
bisa berubah. Ia tidak bisa diapa-apakan
selain diterima sebagai bagian dari
sejarah dan riwayat seseorang.
Pepatah lama mengatakan jika pintu yang satu ditutup, pintu yang lain akan dibukakan. Entahlah apa Nessa
ingin percaya pada pepatah tersebut atau
tidak. Karena ada saat ketika pintu
yang ia inginkan telah tertutup, tetapi pintu yang lain tidak kunjung juga dibukakan. Meski ia telah menghabiskan
seluruh waktunya untuk menunggu pintu itu. Meski ia telah mengerahkan seluruh tenaganya untuk mencari pintu itu.
Sehingga ia sampai pada suatu kesimpulan sederhana bahwa, pintu yang lain mungkin tidak akan pernah ia
temukan, karena pintu itu adalah pintu
yang sama dengan yang lama tertutup
dan tidak lagi terbuka – pintu hatinya sendiri. Ia sempat membuka hatinya untuk
seseorang, sebelum akhirnya ia mengusir
orang itu keluar dari hatinya untuk
sebuah alasan. Ketakutan.
Sejak kejadian demi kejadian yang tidak mengenakkan berlangsung di dalam
hubungan ayah dan ibunya, Nessa tidak
bisa lagi melihat cinta dari seorang laki-laki yang murni tanpa melukai. Seakan-akan setiap kali hatinya coba disentuh, ia refleks
menolak dan menutup diri seperti kuncup
bunga putri malu. Mencegah apa pun untuk masuk. Kau tahu apa yang lebih menyakitkan
daripada sebuah kehilangan? Menyangka bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi, tetapi
akhirnya tiba-tiba saja itu terjadi
padamu. Tanpa pertanda, tanpa peringatan. Tanpa sebuah aba-aba dan petunjuk bahwa sesaat lagi kau akan ditinggalkan. Oleh orang yang kau cintai. Oleh orang yang kau (kira) juga mencintaimu. Selama bertahun-tahun
menumbuhkan perasaan cinta kepadamu, bahkan mengajarimu cara mencintai seseorang
dengan baik dan menjaga cinta itu.
Ditinggalkan oleh orang yang mengajarimu agar terus bertahan dengan cinta yang
kau miliki dan tak akan pernah meninggalkannya walau bagaimana pun keadaannya.
Sebuah peristiwa besar yang mengguncang hidup seseorang bisa sekaligus menggoyahkan
prinsip atau cara pandang terhadap
sesuatu yang sebelumnya ia pegang dengan kuat. Cara berpikirnya bisa berubah. Apa yang tadinya sudah jelas, tiba-tiba menjadi kabur.
Apa yang tadinya tidak perlu
dipertanyakan lagi, tiba-tiba menjadi
sesuatu yang sangat perlu dipertanyakan. Nessa paham betul perasaan itu karena mengalaminya sendiri. Setelah ibunya pergi meninggalkan
dirinya dan ayahnya untuk lelaki lain,
definisi cinta menjadi sebuah pertanyaan besar bagi Nessa. Dia tidak mengerti,
apakah cinta yang sudah dimiliki oleh
orang lain, masih boleh kita cintai? Apakah cinta yang menjadi milik orang lain, boleh kita ambil? Apakah cinta yang kita berikan kepada seseorang, yang sudah
dicintai oleh orang lain, masih bisa disebut cinta?
Bukankah itu cinta yang
salah? Jika itu yang disebut orang-orang
sebagai cinta yang salah, lalu bagaimanakah cinta yang benar itu? Apa artinya
mencintai orang lain yang katanya mencintaimu, tetapi juga mencintai orang yang lain lagi?
Bagaimana kita bisa berharap
mendapatkan yang lebih baik, jika kita
telah mendapatkan yang terbaik?
Belajar dari
pengalaman pahit kehidupan antara ayah dan ibunya, Nessa sangat berhati-hati dalam hidup, termasuk urusan hati. Saking menutup hatinya rapat-rapat,
ayahnya berniat menjodohkannya dengan
seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya. Endru,namanya. “Yang pas itu kayak gimana, tho? Yang kayak pom bensin, pasti pas?”
“Kalau sudah cocok dan kamu suka
dengan orangnya, untuk apamenunggu lebih
lama lagi. Lebih cepat, kan, lebih baik.
Bukan begitu?”
“Kalau aku menunggu
terus sampai ada yang benar-benar pas, aku tidak akan
pernah menikah. Kamu yang membuat pasaanganmu menjadi pas denganmu, bukan hanya
menunggu.”
Kalimat-kalimat yang berhasil saya tangkap di dalam
cerita Cinta. Pastinya nanti kalian temukan sendiri di buku Cinta yang sudah
ada di tangan dan siap dibaca.hehe
Setiap orang memiliki sisi yang tidak pernah ia perlihatkan. Ada yang berkata bahwa manusia itu sesungguhnya
seperti kristal, memiliki banyak fragmen yang tidak sekaligus bisa dilihat dalam satu
waktu. Dan saat ini, Nessa sudah melihat
fragmen baru dalam diri Endru.
Secara fisik dan materi, Endru memang sosok yang sempurna. Tapi dia bukan tipe
Nessa. Dia malah terpikat oleh Demas yang
mampu meluluhkan lantakkan hatinya. Tapi
cinta tidak semudah itu. Demas ternyata milik orang lain, bahkan sudah bertunangan. Manakah yang akan dipilih Nessa? “Jangan merebut kebahagiaan orang lain, Nak. Carilah kebahagiaanmu sendiri. (hlm. 240)
cinta tidak semudah itu. Demas ternyata milik orang lain, bahkan sudah bertunangan. Manakah yang akan dipilih Nessa? “Jangan merebut kebahagiaan orang lain, Nak. Carilah kebahagiaanmu sendiri. (hlm. 240)
Awalnya, saya pun meleleh seperti Nessa melihat Demas, tapi pas cerita bergulir
rasanya pengen kepruk Demas ini. Masak
iya meninggalkan tunangannya, Ivon yang baik-baik saja dengan mudahnya berpaling ke perempuan lain, yaitu Nessa. Lewat novel ini, kita bisa melihat cinta segitiga tidak hanya dari segi dua insan manusia yang sedang memadu kasih, tapi juga dari pihak
ketiga. Entah mengapa orang yang tepat
selalu datang pada waktu yang tidak tepat. Terkadang pihak ketiga yang kita anggap salah dengan cepat dan
kita nilai negatif, dalam cerita ini sedikit memberikan pertanyaan kepada saya
dan orang ketiga itu tidak selamanya selalu salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar