Buku ke enam yang dipersembahkan Kak Bara, sebelum Surat Untuk Ruth ini, saya sudah jatuh
cinta dengan buku dari kumpulan-kumpulan cerpen yang berliau sajikan. Asyiknya novel Surat Untuk Ruth ini di ambil
dari salah satu cerpen Milana(Kumpulan
cerpen). Awalnya saya sempat kaget mendengar judul novel ini, apakah benar dari
kumpulan Milana? Akhirnya saya
mendengar langsung penuturan yang Kak Bara sampaikan, tepatnya di JCC, Senayan.
Buku ini mengunakan sudut orang pertama yaitu si tokoh Pria bernama Are
(Seorang mantan) dari perempuan yang bernama Ruth. Ironis, Ruth. Kamu berkata
“Aku sayang kamu” tepat pada saat kamu harus meninggalkanku.
Cerita dimana kisahnya tentang seorang pemuda yang
jatuh cinta dengan cara tidak biasa kepada perempuannya. Areno Damar atau
sebutan namanya sebagai Are yang bertemu dengan Ruth di dalam sebuah kapal feri
yang berlayar menuju Bali. Saat itu cinta pada pandangan pertama? Entahlah,
yang pastinya si perempuan yang bernama Ruth ini berhasil menarik perhatian Are
hingga akhirnya, dari hanya pandangan yang bertemu berubah manis menjadi
perbincangan yang hangat tak kunjung henti.
“Tidak ada yang namanya kebetulan” begitu juga dengan
pertemuan Are bersama Ruth selanjutnya. Semakin sering Are berbicara dengan
Ruth , Are menyadari bahwa Ruth berbeda
dari gadis-gadis lain yang pernah ditemuinya. Ruth, perempuan yang memiliki
kesukaan aneh dengan pisau balisong dan Ruth sangat pandai sekali membuat
sketsa dalam gambarnya.
Buku ini disajikan dari sudut pandang seorang tokoh
bernama Are, sehingga Ruth hanya sedikit berbicara. Namun, biar pun Ruth hanya
sedikit berbicara, isi cerita ini menceritakan khas keinginan dari Are untuk
kembali kepada Ruth.
“Kenangan itu keparat, Ruth. Ia tidak akan berhenti
menyerang menyerang kepalamu, bahkan semakin beringas tepat pada saat kamu
berusaha melupakannya.” – Are
Tentang cinta dan kehilangan dan surat-surat untuk menceritakan kembali apa yang terjadi. Keunggulan dari buku ini? Buku ini bagus untuk para pembaca yang mencari cerita cinta yang nyata dan bukan fiksi semata diceritakan begitu saja.
Cara penceritaan penulis membuat pembaca hanyut dalam cerita. Tidak terlalu tebal dan
tidak terlalu tipis. Saya bisa
mendapatkan inti dari keseluruhan cerita
sepenuhnya. Selain yang bagus-bagusnya?
Tokoh utama wanitanya (Ruth) menurut saya terlalu misterius. Bahkan sampe akhir cerita meskipun misteri demi misteri sudah terungkap, saya tetap melihat Ruth ini sebagai sosok yang membinggungkan. Tokoh Ruth ini buat
saya masih terus berpikir keras sosok Ruth itu seperti apa.
Narasi yang ada dengan deskripsi yang saya baca sangat
suka. Banyak kalimat puitis yang terdapat di dalamnya, kesedihan seorang mantan
untuk perempuan yang masih dicintainya sudah akan menikah dengan pria bernama
Abimanyu, sehingga Ruth meninggalkan Are.
Saya masih menunggu novel terbaru dari Kak Bara yang
akan keluar lagi di tahun ini, masih penasaran dengan cerita-cerita baru yang
akan disajikan. Surat Untuk Ruth juga masih ada di toko-toko buku Indonesia,
ketebalan buku ini juga tidak terlalu tebal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar