Kau
selalu berteriak seakan bahasamu menyeset hati...
Dengan
ucapan sumpah serapahmu terhadapku...
Sampai
suaramu selalu membuatku takut...
Dan
kini... semua mata tertuju akan diriku...
Saat
semua berfikir diriku adalah luka...
Lukanya
para sang pecinta...
Aku
lemah saat ini sayang...
Semua
telah berubah dan menghilang...
Sampai
tubuhkku dingin dan membeku...
Dan
dilema selalu menghantui diriku...
Saat
kau datang dan meneriakkanku kembali...
Aku
tak lagi berdaya begitu lemah tak bergairah...
Layaknya
bunga yang gugur tak lagi bersemi...
Kini
aku hanya sebuah titik...
Titik
titik yang rumit tak bisa kau pahami...
Titik
titik yang tak akan ada lagi cerita selanjutnya dan cukup sampai disini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar