Selasa, 12 Agustus 2014

Kita... Mimpi Indah!

Mimpi itu memang indah.
Saat mata kita terpejam, bahagia itu datang dengan mudah. Dan hilang begitu singkat, kemudian menyisakan luka.

Entah, aku pun sendiri bingung.
Kenapa mimpi itu indah? Dan, kenapa luka selalu datang saat kita ingin bahagia?
Sadarkah kamu,Nes. Waktu kita singkat, begitu pun harapan kita berdua yang hilang.
Kita bersama lalu kemudian berpisah, tersiksa dengan beratnya kecewa.

Selamat tinggal, Nes.
Kau seperti senja, lalu hilang dengan warna jingga.
Kau begitu indah, saat masa-masa kita berdua pernah bersama.

Aku bermimpi, kita akan bertemu kembali.
Aku, kamu dan kita semua saling bersemi, melukis kisah baru dalam kanvas putih.
I remember you, Nes.
Setiap kenangan selalu ada jeda untuk bahagia.
Selalu mengurai masa-masa kenangan yang tercipta.

I Still Loving You.
Kalimat singkat untuk Nessa di surga.


Mimpi...

Nes, ada banyak hal yang benar-benar indah, saat aku mengatakan kepadamu nanti kita akan selalu bersama merajut cinta.
Ku harap setiap mimpi-mimpi ini akan menjadi kenyataan yang selalu aku impikan.
Kehilangan setelah kebersamaan kita nanti akan menjadi luka yang sangat membebani pikiranku.

Aku pikir ini cinta.
Kita bersama-sama kembali hangat ke dalam kisah asmara.
Kecewa, itu bukan takdir yang kita terima.
Aku kehilangan kamu, orang pertama saat aku mengenal rasa, kita bertemu dan kemudian berpisah begitu saja.
Biarlah, biarkan waktu menjawab kisah kita.
Biarlah aku simpan semua luka, kenyataan yang tak pernah aku inginkan. Kita berpisah, kau dan aku tak saling kenal.

Adakah cinta yang tulus kepadaku.
Adakah seseorang yang bisa membuatku kembali nyaman.
Kini, aku sendiri. Sederhana mungkin memberi rasa tanpa kau disisi.

Inikah cinta? Manis yang aku rasa dalam rasa. Pahit yang aku dapatkan karena kecewa.
Manisnya kata membuatku dilema dalam ruang yang tak akan bisa aku dapatkan untuk sebenarnya.

Kamis, 07 Agustus 2014

Hey! Untuk Kamu Sahabatku

Hey! Untuk Kamu Sahabatku.

Entah, kenapa tiba-tiba perasaanku menjadi gelap seperti ini. Apa benar jatuh cinta itu akan tumbuh seiringnya waktu yang kita jalani? Teman, nampaknya kita berdua memang sudah ditakdirkan untuk tidak lebih merasakan cinta. Memang, setiap manusia mempunyai hubungan yang unik dalam kisah asmaranya. Tapi, bukankah mereka sudah saling jatuh cinta? Sementara aku, hanya bisa diam di dalam kebimbangan yang selalu aku rasakan saat bersamanya.

Sering benar aku mendengar mereka bercerita dengan bangga, membagi kisah nyata yang berawal dari teman berakhir dengan bergantengan  tangan. Ingin rasanya aku mengatakan hal yang sesungguhnya terjadi, tak hanya menyimpan perasaanku seorang diri yang kemudian selalu berharap lebih kepadanya. Namun, itu hanya halusinasiku yang tak pantas memilikinya lebih dari seorang sahabat.

“Jangan kecewakan dia, Rey. Bukankah persahabatan kalian selalu indah dan penuh suka cita selama ini.” kenyataan seperti itu selalu menghantui hatiku yang takut berujung kesalahan yang fatal untuk kita berdua.

Aku kembali memperhatikan gambar-gambar yang selalu dia upload di akun sosial media miliknya. Tuhan, aku selalu berpikir untuk selalu memilikinya. Bukankah, Kau selalu mendengar setiap doa-doa yang kami sampaikan?